Konsep Islam dalam parenting bukan sekadar teori pengasuhan. Islam memandang keluarga sebagai madrasah pertama. Artinya, orang tua memegang peran vital sebagai pendidik utama bagi anak, bahkan sebelum guru di sekolah berperan.
Sejak anak membuka mata, mereka mulai menyerap dunia dari cara kita bicara, bersikap, hingga menanggapi masalah. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya teladan, bukan hanya nasihat. Anak belajar dengan meniru, bukan hanya dengan mendengar. Maka, jika orang tua hidup dalam nilai-nilai Islam, anak pun tumbuh dengan karakter Islami.
Anak Perlu Tauhid Sebelum Teori
Konsep parenting konvensional sering menekankan teknik. Sementara Islam memulai dengan menanamkan tauhid. Kita perlu mengajarkan anak bahwa hidup bukan sekadar sukses akademik, tapi juga bagaimana mereka mengenal Rabb-nya, menghormati orang tua, dan hidup dengan adab.
Ketika anak paham siapa penciptanya, mereka akan lebih mudah diarahkan dan dibimbing. Maka, sebelum anak kita penuhi dengan aturan dan tuntutan, ajarkan mereka bahwa hidup ini amanah dan setiap perbuatan bernilai di sisi Allah.
Lembaga seperti paud IT mempraktikkan ini lewat aktivitas bermain sambil mengenalkan nilai Islam. Anak belajar menyebut nama Allah, memahami pentingnya salat, dan menjalani aktivitas penuh kebaikan dengan suasana ceria.
Bangun Karakter Lewat Konsistensi dan Kelembutan
Konsep Islam dalam parenting sangat menekankan akhlak. Rasulullah SAW menjadi contoh utama. Beliau mendidik umat dengan kasih sayang, bukan kemarahan. Beliau menyentuh hati sebelum menyentuh akal. Maka, sebagai orang tua, kita sebaiknya mendidik bukan hanya dengan logika, tapi juga dengan cinta.
Setiap kali kita bersabar atas rengekan, menjelaskan dengan lemah lembut, dan memberi ruang bagi anak bertumbuh, sesungguhnya kita sedang membangun pondasi kepribadian yang kuat. Bahkan, anak akan mengingat perasaan itu seumur hidup.
Kita bisa memperkuat nilai-nilai ini dengan memilih pendidikan formal yang sejalan, seperti SD IT Al Khairaat. Di sana, anak tidak hanya belajar pelajaran umum, tetapi juga dilatih akhlak, tanggung jawab, dan spiritualitas.
Islam Memandang Pendidikan Anak Sebagai Ibadah
Dalam Islam, setiap langkah mendidik anak bernilai ibadah. Maka, ketika kita mengajarkan anak salat, mengingatkan untuk berkata jujur, atau mengajak mereka membaca Al-Qur’an, kita tidak sedang “mendidik” dalam arti duniawi semata. Kita sedang mengumpulkan pahala jariyah yang tak terputus.
Artikel mendidik anak yang baik menurut Islam menjelaskan bahwa pendidikan Islami bukan hanya untuk membentuk anak yang patuh, tetapi juga membangun jiwa mereka agar tangguh menghadapi dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu, orang tua perlu menjadikan aktivitas sehari-hari sebagai ladang amal. Makan bersama sambil bercerita kisah nabi, membersihkan rumah bersama sambil bersyukur, hingga bermain sambil menanamkan makna kejujuran adalah bentuk parenting Islami yang menyatu dengan kehidupan.
Penutup
Konsep Islam dalam parenting bukan warisan kuno. Sebaliknya, inilah panduan paling relevan untuk membesarkan anak di zaman modern. Ketika dunia makin bising, anak justru butuh ketenangan dari rumah yang terisi cinta, iman, dan adab.
Maka, mari jadikan rumah kita cahaya peradaban. Kita tidak butuh sempurna, tapi kita perlu hadir sepenuh hati. Karena anak tidak menuntut orang tua yang selalu benar, mereka hanya butuh orang tua yang bersungguh-sungguh mencintai dan membimbing.